Langsung ke konten utama

Tumpukan Kerjaan

Ada kalanya pekerjaan kita menumpuk banyak sampai rasanya tidak ada selesai-selesainya kita bekerja. Padahal baru saja selesai satu tugas, langsung ada satu atau dua tugas atau tanggung jawab lagi yang datang. Hari demi hari kerjaannya nugas terus. Sampai bertanya, kapan ya bisa punya waktu luang.

Ada dua perspektif yang bisa saja muncul di saat mendapatkan tumpukan pekerjaan. Yang pertama, kapan yah pekerjaan semua ini kelar, pasti kalau udah kelar semua aku ngga akan stres dan bisa melanjutkan hobiku di waktu luang. Dengan perspektif ini, kita berpikir bahwa kita tidak bisa tenang kalau tugas kita masih ada, harus diselesaikan dulu baru bisa tenang.

Yang kedua, alhamdulillah ada tugas yang bisa dikerjakan, alhamdulillah buat dua hari atau sebulan ke depan kita sudah tahu apa-apa saja yang harus dikerjakan. Yang sering kita lupa adalah, pada saat kita mengerjakan tugas, kita mengerjakan tugasnya itu satu persatu, tidak langsung banyak sekaligus. Hal ini sama saja seperti kita diberikan tugas oleh atasan satu per satu, tetapi atasan sudah menyimpan banyak tugas yang dapat kita kerjakan, bedanya adalah atasan langsung memberikan kita banyak tugas untuk kita manage.

Seberapapun banyak tugasnya, kita ngerjainnya juga satu-satu kok. Seberapapun banyak tanggung jawabnya, yang kita kerjakan dalam satu waktu juga cuma satu kok. Jadi bisa kita jalani saja, tidak usah melihat banyaknya tugas kita yang belum selesai, yang penting kita jalani satu-satu, nanti pada akhirnya juga selesai juga kok.

Buat yang punya tugas yang menumpuk, seharusnya kita lebih bersyukur karena kita tahu apa yang akan kita kerjakan jauh-jauh hari, sehingga kita bisa lebih merencanakan apa saja hal yang harus kita kerjakan terlebih dahulu, agar efisien. Soal waktu luang yang tidak kunjung datang, nanti pasti akan datang, paling tidak weekend sudah pasti ada.

Bayangkan saja, masih banyak orang di luar sana yang bingung apa yang harus dikerjakan sekarang dan besok hari. Tetapi, kadangkala, kita yang punya pekerjaan banyak malah mengeluh karena pekerjaannya terlalu banyak. Mari selalu bersyukur atas apapun kondisi yang kita dapat sekarang :)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cara Belajar Bahasa Asing (Part 1): Dekati Realita Jauhi Abstraksi

Kadang ada teman yang bertanya tentang bagaimana caraku belajar bahasa asing. Sering kali kujawab spontan tapi selang beberapa jam berlalu ada saja hal yang teringat seharusnya kukatakan tapi lupa kukatakan pada saat menjawabnya. Artikel kali ini membahas tentang jawabanku untuk teman yang bertanya "gimana sih kamu belajar bahasa itu?" (meskipun mungkin niatnya cuma untuk small talk ). Hal ini aku lihat berlaku untuk hampir semua bahasa yang kupelajari (saat ini ada sekitar tiga bahasa asing yang sedang kuseriusi: Inggris, Jepang, Arab). Simak penjelasan berikut yak! Dekati realita (jauhi abstraksi) Pada saat belajar bahasa asing untuk pertama kalinya, banyak orang yang menggunakan translasi untuk mempelajari hal tersebut, misalnya "'cat' artinya 'kucing'". Tidak sepenuhnya salah, tetapi yang dikhawatirkan pada saat seseorang menggunakan teknik ini adalah mereka akan terpaku ke abstraksi bahasa perantaranya. Pertama-tama, kita harus mengerti untuk ap...

Cerita Dapat Kerja di Startup Luar

Artikel ini kubuat karena ada beberapa teman yang tanya tentang hal ini supaya lebih detail aja penjelasannya daripada ditulis di WhatsApp. Gimana kok bisa dapat kerjaan dari perusahaan luar? Kok bisa perusahaan percaya sama kamu? dan lain-lain. Bagian hikmah ada di bagian paling bawah. Cerita dimulai dari awal Agustus tahun 2022. Waktu itu karena ada keperluan untuk membantu ekonomi keluarga, sambil kuliah aku coba cari-cari penghasilan tambahan. Sebenarnya di waktu yang sama, sempat magang juga di komunitas open source di US, tapi waktu itu aku ngajuinnya kerja sukarela karena magang tersebut hanya untuk keperluan memenuhi kredit matakuliah. Lalu kucoba cari penghasilan tambahan yang cepat. Dulu sempat dapat lumayan dari AdSense blog dan channel YouTube semenjak masa SD akhir-SMP, tapi dari pengalaman, memang butuh waktu yang cukup lama dan kesabaran, tapi enaknya dari sini bisa dapat penghasilan pasif, dalam arti lain, meski ditinggal tidur sekalipun penghasilan tetap dapat. Pengh...

Umpama Ujian

Tidak ada namanya rezeki yang tertukar. Semuanya sudah ditulis. Sama juga dengan ujian. Tidak ada ujian yang tertukar. Yang dapat ujian paket A, ya dapat paket A. Terkadang aku berpikir tentang hidup ini sebagai sistem ujian paling sempurna. Kalau pernah main game competitive, pasti tahu apa itu matchmaking. Terkadang aku berpikir ini adalah sistem matchmaking paling sempurna. Sistem yang ujiannya selalu tepat sasaran. Dimana kita butuh perbaikan, di sana langsung kita diberikan ujian. Ujiannya juga tidak terlalu sulit maupun terlalu mudah, dalam kata lain seimbang. Ujiannya selalu menyesuaikan dengan tingkat kemampuan kita. Terkadang aku berpikir, rezeki yang diberikan kepada kita itu layaknya pulpen dan kertas pada saat kita mengerjakan ujian tulis. Kita harus mengerjakan ujian tersebut dengan menuliskan sesuatu pada kertas yang kosong. Kertas itu adalah waktu. Semua orang dapat jatah tinta pulpen dan lembaran kertasnya masing-masing. Ada yang dapat kertas banyak, dan tinta banyak. B...