Kemarin persis, pada saat mau berangkat untuk bantu lab praktikum di kampus, ban depan saya tiba-tiba kurang angin. Pada waktu itu masih jam 7.30, mayoritas bengkel masih tutup. Jadi saya terpaksa untuk ke bengkel kecil yang masih buka.
Sampai di bengkel, saya minta tolong untuk pompakan ban saya. "Wah ini bocor mas", kata mas bengkelnya, "Oh, minta tolong ditambal aja mas", jawab saya. Setelah itu, masnya coba mengecek ban dengan air, ternyata bocornya ada di sekitar lubang masuk angin, jadi perlu diganti. "Oke mas tolong diganti saja sekalian", kata saya. Mas bengkelnya langsung membuka sekrup ban hingga bannya lepas, lalu melepas ban luar dan ban dalam. Lalu mas bengkelnya menunjukkan bahwa ada gelombang-gelombang kecil yang ada di dalam ban luar dan bilang juga harus diganti. Awalnya saya curiga karena saya rasa itu adalah hal yang wajar untuk ban luar, tapi karena tidak terlalu familiar dengan persoalan ban, yasudah saya minta ganti saja. Mas bengkelnya juga melihat kalau kampas rem saya tipis, kalau soal kampas rem memang saya percaya karena beberapa kali sudah ada suara mendecit pada saat saya mengerem, tapi saya memilih untuk ganti di bengkel yang lain saja karena yang paling perlu untuk diganti sekarang hanyalah ban. Rem meskipun tipis masih bisa dipakai untuk 1-2 kali perjalanan dekat.
Setelah ban luar dan ban dalam depan motor saya diganti, saya tanya harganya, "berapa mas?", tanya saya. "140 ribu mas", jawab mas bengkel. Saya rada kaget karena harganya cukup murah untuk ban luar, dan ini bukan hanya ban luar yang diganti, sudah sekaligus dengan ban dalam, saya kira ban luar harganya bisa sampai 200 ribuan lebih karena keluarga saya kalau ganti ban bisa habis 300 ribuan lebih, tapi mungkin karena mereka pakainya ban tubeless yang memang mahal.
Lalu saya coba untuk berangkat ke kampus, rasa mengendarainya memang berbeda. Sampai pulang pun, dan saya bawa pergi untuk makan, rasa mengendarainya masih berbeda. Pokoknya beda, saya tidak bisa bilang kurang stabil atau bagaimana, tapi rasanya berbeda. Awalnya saya rasa ini normal karena saya ganti ban baru, rasanya pasti berbeda dengan ban lama. Tidak ada rasa kecurigaan sama sekali pada saat itu.
Malam haripun tiba, ada rapat diskusi sebentar jam 10 malam. Sehabis itu, waktu istirahat tiba, saya coba melihat video YouTube, pada awalnya video short yang saya klik adalah tentang Eliud Kipchoge karena saya suka lari. Setelah sekitar 1 jam scroll video shorts, dari topik yang bermacam-macam dan terkadang tidak jelas, saya ketemu dengan satu video tentang orang yang membuat ban ukir (https://www.youtube.com/shorts/wDxgWcUQrmc). Pada malam itu saya sudah capek dan tidak bisa berpikir, saya pikir
video ban ukir sama saja seperti video-video hiburan shorts pada
umumnya. Awalnya saya kira itu tentang kerajinan tradisional, setelah baca komentar, saya baru paham, ternyata ini adalah ulah oknum untuk membuat ban yang sudah botak menjadi seperti baru kembali kalau dilihat secara sekilas. Tetapi beberapa pihak memang sengaja membuat ban tersebut sebagai ban "darurat" dengan harga yang terjangkau yang harus langsung diganti dengan ban baru asli.
Setelah itu muncul pikiran, jangan-jangan ban "baru" yang tadi dibeli merupakan ban ukir. Karena sudah larut malam, saya memilih untuk langsung tidur daripada mengecek. Keesokan harinya, di jam yang sama, saya berangkat ke kampus lagi untuk membantu praktikum di kampus. Rasa mengendarai masih terasa "berbeda" dan kali ini ditambah bunyi-bunyi yang mencurigakan dari depan. Kecurigaan saya bertambah. Saat sampai di parkiran kampus, langsung saya lihat ban secara mendetil, terlihat benang-benang di dalam lembah ban, dan juga ukiran kembangan yang tidak rapih. Saya rasa tidak salah lagi, ini adalah ban ukir. Tetapi saya rasa ban ini terlalu tebal untuk ban ukir, ternyata ini adalah ban vulkanisir yang diukir. Intinya, ban vulkanisir adalah ban bekas yang ditambah lagi karetnya agar tebal lagi, lalu diukir lagi agar menyerupai ban baru.
Setelah dari kampus, saya langsung menuju bengkel resmi untuk mengganti ban depan saya. Ternyata montir tersebut juga berpikir bahwa ban tersebut bukanlah ban baru. Langsung saya putuskan untuk beli ban baru.
Hikmah
Petunjuk bisa datang dari arah yang tidak kita duga, dalam kasus ini petunjuk datang dari YouTube shorts, padahal awalnya saya tidak tahu-menahu tentang adanya ban ukir ini. Saya juga punya kebiasaan untuk menghindari dan membenci YouTube shorts karena cenderung memakan waktu yang lumayan banyak untuk hal yang sedikit manfaatnya. Alhamdulillah, Tuhan masih menyadarkan saya atas petunjuk yang datang. Memang benar, terkadang hal yang kita tidak sukai bisa jadi merupakan hal yang baik untuk kita. Saya berencana pulang ke kampung dua hari ke depan bertemu keluarga dalam rangka lebaran haji, apabila saya tidak membuka Shorts pada waktu itu, dan tidak melihat video tentang ban ukir itu, mungkin saya akan ngebut, karena berpikir bannya baru, dan ban sudah bisa meledak di tengah jalan karena perjalanan yang lumayan jauh. Ditambah lagi itu adalah ban depan, yang kalau terjadi sesuatu, kendaraan entah mobil atau motor akan langsung hilang kontrol.
Hal ini bukan menjadi alasan saya untuk membuka Shorts untuk menghabiskan waktu saya lebih banyak lagi di masa mendatang. Tetapi, dalam kasus ini, Shorts menjadi salah satu perantara sampainya petunjuk. Faktanya adalah semua yang kita alami adalah petunjuk, tetapi beberapa orang tidak menyadarinya.
Ada baiknya juga untuk bertanya pada saat membeli sesuatu, apakah produk yang kita beli sesuai dengan harapan kita secara eksplisit. Dalam kasus ini, yang salah adalah saya dan mas dari bengkel kecil. Saya tidak menanyakan secara eksplisit apakah bannya merupakan ban asli. Mas bengkel kecil juga tidak memberitahu bahwa ini adalah ban vulkanisir.
Wallahua'lam
And God knows best
Komentar
Posting Komentar