Langsung ke konten utama

Cerita Singa

Di suatu tempat di alam terbuka, di suatu tempat yang mirip dataran rendah Afrika, dimana rumput-rumputnya hijau, dan matahari ada di posisi barat (hampir terbenam), ada seekor singa berjalan dengan pemiliknya. Si singa memiliki postur badan yang besar, sangat suka berjalan bersama pemiliknya, seperti kucing bersama majikannya. Pemiliknya sudah merawat singa tersebut sejak singa tersebut lahir. Layak saja apabila singa tersebut sangat sayang kepada pemiliknya, dan juga sebaliknya.

Pada saat ini, pemiliknya mengajak singa tersebut untuk berjalan menuju sebuah bangunan yang mirip seperti bangunan yang sering dibangun oleh bangsa roma. Bangunan tersebut berdiri kokoh di tengah-tengah rerumputan hijau dan disinari oleh matahari yang bersinar dari arah barat yang hampir terbenam. Bangunan tersebut memiliki pilar-pilar, tetapi jarak antara lantai dengan atapnya tidak terlalu tinggi, mungkin sekitar 2.5 kali tinggi si singa. Hanya ada satu dinding yang menutupi bagian utara bangunan, sedangkan pilar-pilar hanya berada pada sisi selatan bangunan, sisi barat dan timur terbuka. Ada dua lampu di dalamnya, lampunya menyala dengan warna kuning hangat layaknya matahari. Yang paling menonjol adalah ada sebuah sel penjara yang dibuat dari kumpulan jeruji besi di tengah-tengah bangunan.

Saat sampai ke bangunan tersebut, singa masuk ke dalam sel dan pemiliknya mengunci sel tersebut. Pemiliknya berjanji ia akan kembali lagi dan membuka sel tersebut. Si singa hanya bisa mengangguk, dibarengi dengan rasa bingung karena tidak tahu kenapa pemiliknya melakukan ini, dan sedih karena harus berpisah dengan pemiliknya untuk sementara. Pemiliknya berkata, bangunan ini akan melindungimu sampai aku kembali untuk membuka sel ini lagi nanti. Singa hanya bisa mengangguk lagi, meskipun sedih, ia menutupi rasa sedihnya dengan pikiran bahwa pemiliknya akan kembali lagi dalam waktu sebentar, mungkin beberapa jam lagi. Pemiliknya pun meninggalkan bangunan tersebut, meninggalkan singa sendirian dengan bangunan itu. Tidak ada makhluk hidup apapun di situ kecuali si singa.

Setiap jam si singa menunggu akan kehadiran pemiliknya, namun pemiliknya tidak datang juga. Jam berganti hari, hari berganti bulan, bulan berganti tahun, tahun menjadi puluhan tahun. Singa terus menunggu di dalam sel tersebut karena hanya itu yang bisa ia lakukan. Menunggu dan percaya akan janji pemilik kesayangannya yang akan menjemputnya kembali suatu hari nanti.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cara Belajar Bahasa Asing (Part 1): Dekati Realita Jauhi Abstraksi

Kadang ada teman yang bertanya tentang bagaimana caraku belajar bahasa asing. Sering kali kujawab spontan tapi selang beberapa jam berlalu ada saja hal yang teringat seharusnya kukatakan tapi lupa kukatakan pada saat menjawabnya. Artikel kali ini membahas tentang jawabanku untuk teman yang bertanya "gimana sih kamu belajar bahasa itu?" (meskipun mungkin niatnya cuma untuk small talk ). Hal ini aku lihat berlaku untuk hampir semua bahasa yang kupelajari (saat ini ada sekitar tiga bahasa asing yang sedang kuseriusi: Inggris, Jepang, Arab). Simak penjelasan berikut yak! Dekati realita (jauhi abstraksi) Pada saat belajar bahasa asing untuk pertama kalinya, banyak orang yang menggunakan translasi untuk mempelajari hal tersebut, misalnya "'cat' artinya 'kucing'". Tidak sepenuhnya salah, tetapi yang dikhawatirkan pada saat seseorang menggunakan teknik ini adalah mereka akan terpaku ke abstraksi bahasa perantaranya. Pertama-tama, kita harus mengerti untuk ap...

Cerita Dapat Kerja di Startup Luar

Artikel ini kubuat karena ada beberapa teman yang tanya tentang hal ini supaya lebih detail aja penjelasannya daripada ditulis di WhatsApp. Gimana kok bisa dapat kerjaan dari perusahaan luar? Kok bisa perusahaan percaya sama kamu? dan lain-lain. Bagian hikmah ada di bagian paling bawah. Cerita dimulai dari awal Agustus tahun 2022. Waktu itu karena ada keperluan untuk membantu ekonomi keluarga, sambil kuliah aku coba cari-cari penghasilan tambahan. Sebenarnya di waktu yang sama, sempat magang juga di komunitas open source di US, tapi waktu itu aku ngajuinnya kerja sukarela karena magang tersebut hanya untuk keperluan memenuhi kredit matakuliah. Lalu kucoba cari penghasilan tambahan yang cepat. Dulu sempat dapat lumayan dari AdSense blog dan channel YouTube semenjak masa SD akhir-SMP, tapi dari pengalaman, memang butuh waktu yang cukup lama dan kesabaran, tapi enaknya dari sini bisa dapat penghasilan pasif, dalam arti lain, meski ditinggal tidur sekalipun penghasilan tetap dapat. Pengh...

Umpama Ujian

Tidak ada namanya rezeki yang tertukar. Semuanya sudah ditulis. Sama juga dengan ujian. Tidak ada ujian yang tertukar. Yang dapat ujian paket A, ya dapat paket A. Terkadang aku berpikir tentang hidup ini sebagai sistem ujian paling sempurna. Kalau pernah main game competitive, pasti tahu apa itu matchmaking. Terkadang aku berpikir ini adalah sistem matchmaking paling sempurna. Sistem yang ujiannya selalu tepat sasaran. Dimana kita butuh perbaikan, di sana langsung kita diberikan ujian. Ujiannya juga tidak terlalu sulit maupun terlalu mudah, dalam kata lain seimbang. Ujiannya selalu menyesuaikan dengan tingkat kemampuan kita. Terkadang aku berpikir, rezeki yang diberikan kepada kita itu layaknya pulpen dan kertas pada saat kita mengerjakan ujian tulis. Kita harus mengerjakan ujian tersebut dengan menuliskan sesuatu pada kertas yang kosong. Kertas itu adalah waktu. Semua orang dapat jatah tinta pulpen dan lembaran kertasnya masing-masing. Ada yang dapat kertas banyak, dan tinta banyak. B...