Suatu hari, aku dapat info dari temen kalo ada kesempatan research intern di luar. Sempet tertarik kayak biasanya, aku buka infonya, ternyata butuh syarat IELTS minimal 6.5. Dilihat-lihat tanggal pendaftaran akhirnya tinggal sekitar dua minggu lagi. Belum juga IELTS juga butuh waktu buat dapat sertifikatnya, sama belajarnya. Dulu sempet denger kalo sertifikasi bahasa Inggris hasilnya baru dapat setelah 1 bulanan. Ada pikiran waktu itu yang ngomong "Kayaknya waktunya ngga cukup", tapi selang beberapa lama kemudian ada pikiran lagi yang ngomong "Kalo semua hal di dunia ini gampang, pasti semua orang bakal sukses dong".
Lanjut, baca-baca tentang IELTS. Ternyata yang computer based dia bisa dapat hasil dengan waktu yang lebih cepat, sekitar tiga sampai lima hari setelah tes berlangsung. Melihat saldo tabungan waktu itu alhamdulillah masih cukup (biaya IELTS waktu itu Rp.3.150.000 termasuk pajak). Pada hari itu juga langsung booking tes IELTS di Jogja (yang tempatnya di samping kolam renang FIK UNY) buat tanggal yang jaraknya satu minggu ke depan.
Jadi ada waktu satu minggu buat persiapan menghadapi tes. Waktu itu sempet pede aja karena kerjaan setiap hari pakai bahasa Inggris, jadi harusnya bisa-bisa aja. Cuma tes yang ini ngga boleh dibuat main-main juga karena harganya juga ngga main-main, lumayan bisa buat biaya hidup sebulan lebih dikit di kos. Dulu pernah punya pengalaman di tes lain, meskipun udah familiar sama materinya, kita juga harus familiar sama bentuk tesnya juga, seengganya pernah lihat bentuk tesnya kayak gimana. Jadi inget pas Sal Khan (khanacademy.org) ngajar IIT JEE (tes masuk perguruan tinggi teknik di India), bahkan Sal sendiri yang pemahaman materinya bagus kewalahan pas ngerjain IIT JEE karena ada tuntutan waktu dan kompleksitas soal yang lumayan, sampai nyaranin bahwa pemahaman belum cukup buat ngerjain jenis ujian ini, perlu latihan soal yang banyak terutama untuk pembiasaan dengan jenis soal dan melatih pembagian waktu antar soal.
Untungnya saat daftar tes, langsung dapat juga kupon buat akses course di ieltsonline.com. Meskipun cuma bisa akses 4 hari saja, tapi lumayan banget buat pembiasaan sama bentuk tesnya. Namun, sempet ada beberapa kendala teknis pas coba ngakses materi di platform. Kayak video yang dihost di vimeo.com, yang mana vimeo sendiri diblokir oleh mayoritas ISP di Indonesia, untung ada DoH (DNS on HTTPS) jadi bisa tetep akses. Waktu itu kupon belajarnya cuma kepakai sekitar dua hari karena di saat yang sama sempat ada acara pindah-pindah barang ke kos dan kerjaan.
Baru bisa serius belajar lagi H-1 tes dan H-3 jam tes. Jujur ngga terlalu disaranin untuk belajar di waktu yang mepet-mepet, tapi jujur waktu itu sangat membantu karena waktu itu kondisiku belum belajar sama sekali wkwk. Yang kupelajarin bukan materinya, melainkan lebih ke bentuk tesnya dan tips buat ngerjain masing-masing bagian tesnya (speaking, writing, listening, reading).
Waktu tes
Speaking
Buat sesi speaking, nanti kita akan dipanggil satu per satu pada saat sudah waktunya. Seperti namanya, nanti tes akan dilakukan dengan cara kita bicara langsung kepada native speaker. Pertama akan dimintai dentitas lalu diminta untuk menyebut nama panjang. Topik pembicaraan akan disesuaikan juga dengan latar belakang peserta. Misal waktu itu aku sempat menyatakan bahwa pekerjaanku adalah mahasiswa dan sedang fokus belajar software engineering. Beberapa pertanyaan awal nantinya akan berkaitan dengan software engineering.
Ada juga sesi dimana nanti akan diberi suatu topik dan kita akan disuruh untuk berbicara selama dua menit. Waktu itu dapat topik "unusual vacation that you ever experienced". Sehabis itu dilanjut pertanyaan biasa lagi dan pada akhirnya kalau waktu sesi speaking sudah habis akan diberi tahu. Sesi speaking kurang lebih memakan waktu 14 menit, selama waktunya belum habis kita akan dihujani oleh pertanyaan, jadi si fasilitator akan selalu menanyakan sesuatu sampai waktunya habis.
Buat belajar sesi ini kemarin, video YouTube tentang sesi IELTS speaking sangat membantu. Mereka juga share tips-tips gimana buat dapat nilai tinggi di sesi speaking, apa aja yang harus dihindarin, dan lain-lain. Sebelumnya aku cuma liat contoh-contoh mock test IELTS yang ada di YouTube, jujur formatnya persis banget dengan apa yang ada di tes sebenarnya. Cuma sayangnya waktu sebelum tes belum sempet nonton tentang hal-hal yang harus dihindari, kayak long-pause dan membuat kalimat sederhana, baru nontonnya malah pas habis sesi speakingnya (malah jadi overthinking tadinya, tapi alhamdulillah masih bisa tawakkal).
Sesi listening, reading, writing
Buat sesi selain speaking dilakukan di ruang lab komputer yang waktu itu lokasinya tepat banget di samping ruang sesi speaking. Ada jeda sekitar dua jam (jam 11 sampai jam 1) yang sangat cukup buat tidur siang, sholat, dan makan. Buat sesi ini kita boleh bawa botol air, asalkan transparan dan tidak berlabel, untungnya kemarin sempat beli air mineral di minimarket karena botol yang dibawa tidak boleh berwarna juga alias harus transparan bening. Cukup bawa diri dan identitas ke sini, tidak perlu bawa alat tulis karena tidak diperbolehkan, alat tulis sudah disediakan di dalam (meskipun tidak sempat dipakai kemarin karena semua pengerjaan soal di komputer, alat tulis dan kertas hanya untuk coret-coretan saja).
Pas duduk akan diarahkan untuk pengoperasian komputernya. Di awal akan dibacakan aturan, lalu di dalam komputer ada tutorial. Oh ya, masing-masing juga dapat headphone untuk mendengarkan audio dari komputer. Waktu itu jumlah pesertanya juga sama dengan sesi speaking yaitu 6 orang. Ruangan juga dijaga ketat oleh CCTV depan dan belakang di tempat masing-masing peserta ujian. Urutan pengerjaan tes waktu itu listening, lalu reading, dan diakhiri dengan writing.
Listening
Format sesi listening waktu itu ada pilihan ganda dan juga isian teks singkat. File audio memiliki panjang sekitar 40 menit dan akan diputar dari awal sampai akhir. Audio hanya akan diputar sekali dan tidak bisa diulang.
Waktu itu ada tiga bagian dan di setiap bagiannya akan diputar konteks audio yang berbeda. Di setiap bagian, dipisah lagi menjadi dua, yang masing-masing ada sekitar lima soal. Untungnya, di setiap lima soal, audio akan memberikan waktu untuk membaca soalnya terlebih dahulu sehingga kita bisa tahu apa informasi yang ingin kita dapatkan dari audionya.
Patuhi instruksi soal dengan jelas karena instruksinya sudah sangat jelas, kalau di soal isian teks ada tulisan please write one word in the box, tuliskan satu kata saja. Waktu itu aku hampir salah karena ngga terlalu melihat instruksinya.
Salah satu yang paling sulit dari sesi ini menurutku adalah pada saat ada soal isian teks yang audionya adalah ejaan huruf dan angka. Waktu itu ada soal isian teks yang jawabannya adalah kode booking lowongan kerja (misal kayak ABCHY7373), menurutku waktu itu kecepatan pengejaannya cukup cepat sehingga harus diingat-ingat pelafalannya. Ada juga soal isian teks nama seseorang yang namanya itu tidak umum, waktu itu ada yang nama belakangnya "Hitchna" (entah salah denger apa gimana), untungnya waktu itu dieja, lagi-lagi kecepatan pengejaannya cukup cepat menurutku karena mungkin aku sendiri jarang mendengarkan ejaan.
Reading
Masuk ke reading, secara umum ini si mirip kayak soal bahasa Inggris yang dipelajari di kuliah ataupun di SMA. Format soalnya ada pilihan ganda, true or false, penyocokan bagian, dan juga isian teks singkat. Waktu yang disediakan adalah 60 menit dengan jumlah soal 40.
Seperti namanya, sesi ini akan dipenuhi oleh teks-teks dengan panjang delapan paragraf lebih. Waktu itu sesi reading dibagi menjadi tiga bagian dengan teks yang berbeda, jadi ada tiga teks dengan masing-masing punya panjang lebih dari 8 paragraf.
Kemarin jujur belajar buat sesi ini cuma sempat lihat format soalnya di internet karena kemarin lebih fokus belajar untuk sesi speaking dan writing. Buat kalian yang suka baca paper atau buku harusnya bagian ini bisa dilalui dengan mudah.
Di sisa waktu sesi reading, aku izin ke toilet. Lumayan juga buat berdiri karena sudah duduk satu jam lebih. Buat izin ke toilet waktu itu harus angkat tangan, tapi waktu aku angkat tangan ngga ada pengawas yang ngerespon jadi aku langsung datang ke pengawasnya. Ternyata pengawasnya lagi sibuk di komputernya. Pengawas juga sempat tanya "Did you raise your hand?", ku jawab "yes, I did", terus dia jawab "Sorry, I didn't see you"
Writing
Sesi writing merupakan sesi terakhir, waktu yang diberikan adalah satu jam dengan dua soal. Pada soal pertama, kita akan diberikan suatu ilustrasi dan kita akan disuruh untuk membuat penjelasannya dengan jumlah kata minimal 150. Pada soal kedua, kita akan diberikan suatu pertanyaan dan kita disuruh untuk membuat esai dengan jumlah kata 250. Untungnya yang computer based, kita dapat langsung melihat berapa jumlah kata yang kita tulis di isian teks, berbeda dengan yang paper based, dimana kita harus menghitung jumlah katanya secara manual.
Di sesi writing, kita bebas bisa mengerjakan soal 1 atau 2 terlebih dahulu, atau malah berganti-gantian, tapi karena soal 2 bobot nilainya lebih tinggi, oleh sebab itu banyak yang menyarankan untuk membagi waktu 20 menit untuk soal 1 dan waktu 40 menit untuk soal 2.
Waktu itu aku dapat soal 1 dengan ilustrasi yang menunjukan dua denah perpustakaan sebelum dan sesudah renovasi. Jujur agak panik karena waktu itu aku cuma belajar buat yang menjelaskan ilustrasi grafik yang memiliki tren. Soal ini jujur juga mengasah keterampilan kita untuk mengenali pola karena kita harus tahu apa hal yang paling menonjol dari ilustrasi yang diberikan, misal kalau grafik berarti kita harus menjelaskan tentang tren tertinggi dan tren terendah. Jika kita malah menjelaskan semua hal dari ilustrasi yang diberikan, nilai kita akan berkurang. Grammar dan tense juga menjadi bagian yang cukup penting di sini, jika di ilustrasi ada keterangan waktu dan waktu itu sudah berlalu maka tense yang kita gunakan harus menyesuaikan yaitu past tense, dan lain-lain. Kita juga tidak boleh menambahkan opini di sini, informasi yang kita tuliskan harus murni berdasarkan ilustrasi yang diberikan.
Untuk soal 1, jujur waktu itu rada pasrah karena tidak terlalu dapat mengenali pola yang cukup menonjol dari denah yang diberikan, ujung-ujungnya malah menjelaskan hampir semua bagian. Jumlah kata yang tertulis kalau tidak salah ada sekitar 160 kata karena sempat denger kalau kita nulisnya terlalu banyak nanti nilainya akan dikurangi.
Untuk soal 2, waktu itu dapat tentang fenomena orang yang zaman sekarang yang sering mencari saran tentang penyakit mereka di internet dan bukannya ke dokter. Pertanyaannya waktu itu, mengapa hal ini dapat terjadi? dan apakah ini adalah perubahan positif atau negatif? Di soal 2 ini baru kita bisa menambahkan opini dan informasi berdasarkan pengetahuan kita. Dari yang aku baca di internet, untuk soal ini yang paling penting adalah jawaban esai kita menjawab pertanyaan yang dituliskan di soal yaitu "mengapa ini dapat terjadi?" dan "apakah menurutmu ini perubahan positif atau negatif?". Waktu itu struktur esaiku juga lumayan simpel, satu paragraf intro, lalu penjelasan, lalu satu paragraf kesimpulan. Total kata tertulis adalah sekitar 270 an.
Sisa waktu yang masih ada bisa dimanfaatkan untuk proofreading. Mengecek kesalahan grammar, tense dan mempersimpel atau menambahkan penjelasan. Lumayan banyak perubahan yang aku lakukan pas di sisa waktu sesi ini, jadi waktu yang tersisa sangat dimanfaatkan dengan baik.
Buat belajar sesi ini, mayoritas kupakai materi yang kudapat dari kupon ieltsonline yang berlaku 4 harian itu sama waktu itu kebetulan ada temen BMKG yang dia juga lagi latihan IELTS jadi dia share resource-resource buat writing dari temen kantornya, dan lain-lain yang sangat membantu. Sempet mau rencana latihan pakai ChatGPT tapi tidak kesampaian, padahal merupakan satu ide bagus yang pantas dicoba kupikir.
Hasil
Sesudah tes, kami diberitahu bahwa hasilnya akan datang dalam waktu 3-5 hari. Kemarin, setelah Jum'atan, alhamdulillah hasilnya turun dan meskipun tidak terlalu tinggi, setidaknya masih bisa dapat di atas 6.5.
Evaluasi
Banyak hal yang memang bisa diperbaiki dari pengambilan tes yang bisa dibilang nekat ini. Tapi setelah dipikir-pikir kalau waktu itu tidak nekat pasti akan ditunda-tunda dan uangnya malah dibeli untuk hal-hal yang tidak penting. Tadinya aku kira nilai writing dan speaking bisa dapat lebih rendah daripada 6.5 karena waktu itu lumayan banyak hal yang dapat diperbaiki terutama pada sesi speaking. Tapi alhamdulillah masih diberi nilai yang lebih tinggi dari ekspektasi.
Aku sempat berpikir kalau setidaknya bisa mengerjakan soal simulasi IELTS dua kali saja sepertinya bisa sangat memperbaiki nilai. Tetapi karena kemarin waktu sangat singkat dan lumayan banyak kegiatan, waktu untuk belajar IELTS jadi terkesampingkan.
Tetapi sebenarnya nekat di sini bukan berangkat nekat murni dari nol juga. Sudah lama sebelum merencanakan tes, alhamdulillah diberi kesempatan untuk menggunakan bahasa Inggris dalam kehidupan sehari-hari seperti membaca buku, mengerjakan pekerjaan kantor, dan berdiskusi dengan kolega.
Intinya, meskipun nekat sekalipun dan tidak ada waktu, persiapan sekecil apapun itu juga merupakan hal yang penting. Dalam konteks ini, setidaknya kita sudah pernah melihat contoh soalnya seperti apa. Hal yang kecil punya dampak yang sangat besar 😊.
[Update] Referensi belajar
Karena sempet ada beberapa teman yang tanya tentang referensi dan tips belajar, aku bakal coba tulis di sini referensi dulu belajar bahasa Inggris sama beberapa strategi yang bisa dipakai buat IELTS (yang aku sendiri belum coba, tapi kemungkinan besar bisa dipakai). Sebenernya bagian ini bisa dibuat satu artikel sendiri, tapi mungkin buat kesempatan berikutnya. Mohon maaf yah, buat bagian ini, sementara aku tulis seadanya.
Referensi belajar bahasa Inggris
- Speaking
- https://youglish.com/
- Belajar pronunciation dari YouTube, misal bingung suatu kata diucapinnya apa bisa langsung cari di sini
- https://pronuncian.com/podcasts
- Referensi pronunciation yang dulu pernah aku pakai, sangat membantu karena pada dasarnya bahasa Inggris punya pelafalan yang unik
- Kalau bisa mulai dari yang paling awal karena membahas kesalahan yang paling banyak diucapkan oleh non-native speaker
- Shadowing technique
- Teknik buat pembiasaan mulut pas ngomong kata bahasa asing, bisa buat bahasa apa aja. Intinya kita ngulang apa yang sudah dibicarakan oleh referensi kita. Untuk detailnya bisa dicari di Google :)
- Ngomong sama orang yang bisa bahasa Inggris tapi ngga bisa bahasa Indonesia
- Jujur dulu sempat kepaksa belajar bahasa Inggris berkat hal ini. Karena dulu sering nimbrung di komunitas pemrograman yang mayoritas ngga bisa bahasa Indonesia, mau ngga mau, sehancur apapun skill bahasa Inggrisku, tetap harus ngomong bahasa Inggris.
- Intinya: jangan takut salah, justru dengan tahu bahwa kita salah, kita bisa belajar memperbaiki kesalahan itu, kalau kita tidak pernah salah, kita tidak akan pernah belajar.
- Reading, writing
- Baca-baca buku, paper, dkk
- Kalau buat reading dan writing kita perlu banyak kosakata dan pengetahuan grammar yang cukup. Satu yang menurutku lumayan memperluas kosakata adalah dengan membaca, entah itu buku, paper, artikel, atau apapun.
- Jangan malu buat buka Google Translate kalau ada kata yang lupa atau susah untuk dimengerti.
- Aplikasi
- Sebenarnya ada banyak aplikasi vocabulary builder di Play Store, cuma dulu pas SMA (2016-2019) sering pakai app yang namanya "Knudge.me", harusnya ada aplikasi lain yang mungkin lebih bagus, kalo temen-temen ada pakai aplikasi lain bisa tulis di kolom komentar yah.
- Listening
- Film, YouTube
- Kayaknya udah lumayan banyak artikel yang bahas kalau film (yang pakai bahasa Inggris) bisa mengasah kemampuan listening. Kalau mau belajar, bisa subtitle diganti ke bahasa Inggris. Kalau mau ngetes, bisa subtitle dimatikan.
- Metode belajar
- Pomodoro
- Spaced repetition
- Belum pernah kuterapin di bahasa Inggris, tapi sangat berguna buat kemarin belajar bahasa Jepang dan materi-materi kuliah.
Referensi belajar IELTS
Mohon maaf kalau yang bagian ini sedikit, soalnya waktu kemarin belum belajar terlalu banyak tentang IELTS, jadi belum terlalu bisa untuk mengisi yang bagian ini. Tapi menurutku, IELTS itu sendiri merupakan salah satu indikator kemampuan bahasa Inggris yang dibuat oleh manusia untuk mempersimpel jalannya seleksi karena pada dasarnya kemampuan bahasa Inggris sendiri punya banyak dimensi yang bisa dinilai. Dengan adanya IELTS ini, mereka berfungsi sebagai penurunan dimensi dari dimensi banyak menjadi 4 dimensi (speaking, listening, reading, writing) lalu ke satu dimensi (overall band rating). Intinya adalah kalau skill bahasa Inggris kita sudah mumpuni, harusnya secara teori kalau IELTS merupakan standar yang bagus, kita juga harus mendapatkan nilai yang lumayan. Tambahan nilai bisa didapatkan dengan meng-familiarisasi diri dengan bentuk soal tes yang ada dengan cara latihan soal.
Berikut beberapa referensi yang menurutku berguna:
- https://ieltsonline.com/
- Kemarin sempat nyoba ini karena kalau daftar dari IELTS IDP akan dapat voucher untuk akses ke platform ini. Menurutku isinya lumayan, ada penjelasan soal dan juga dijelaskan bagaimana untuk mendapatkan nilai yang bagus, ada juga latihan soalnya. Menurutku ini udah lumayan lengkap.
- ChatGPT
- Kemarin jujur belum nyoba yang satu ini, tapi di YouTube sudah banyak orang yang membuat tutorial tentang bagaimana cara menggunakan ChatGPT untuk membantu IELTS.
- Menurutku ini bisa membantu banyak banget dalam latihan membuat essay writing karena biasanya essay hanya bisa dinilai oleh native speaker atau orang yang sudah berpengalaman dalam menilai IELTS.
- YouTube
- Ada banyak banget video tentang IELTS yang bisa ditonton di YouTube. Seperti yang kutulis di atas, ini sangat membantu terutama untuk speaking karena kalau hanya belajar dari buku kita tidak akan tahu bagaimana sesi speaking akan berlangsung.
- Sebenarnya bukan cuma speaking, tapi masih banyak lagi video yang membahas tentang kesalahan-kesalahan umum orang dalam mengerjakan IELTS dan lain-lain.
- Website-website yang membahas tentang IELTS
- Ini kutulis general karena aku sendiri belum tahu mana website yang terbaik menurutku buat belajar IELTS, menurutku semuanya baik. Ada banyak artikel yang ditulis di website tentang contoh-contoh soal essay dan jawabannya yang sangat membantu dalam memberikan gambaran tentang apa yang harus ditulis.
- Buku
- Dulu sebenarnya sempat punya buku IELTS penebitnya Barrons, beli di tahun 2018. Tapi sekarang lagi dipinjam sama teman (yang tadi di BMKG), mau minta pinjam lagi tapi karena posisi di Papua jadi sepertinya lebih aman pakai sumber yang lain dulu wkwk.
- Sementara untuk buku, belum ada yang bisa kurekomendasikan karena memang kemarin persiapan ngga sempat pakai buku.
- Aplikasi
- Dulu banget sempet pakai aplikasi namanya IELTS Prep. Tapi buat yang tes kemarin ngga sempet buat belajar dari situ. Dulu pas SMA lumayan buat persiapan simulasi tes bahasa Inggris.
Denger-denger dari temen juga kalo les IELTS juga lumayan worth it, cuma kurang tau tempatnya dimana. Kalo dulu pas SMA pernah juga ikut les buat persiapan IELTS, tapi entah kenapa menurutku rada ngga cocok sama metode belajarku, mungkin tergantung tempat juga. Semoga bermanfaat.
tes komen gan
BalasHapustes balas
Hapuskeren fidd
Hapusmakasih tam!
HapusMenyala Abang kuwh
BalasHapusmakasih fly!
Hapus